21/11/2014

Posted by Unknown | File under : ,
Setelah membaca 'Apa sih cerpen?', kini saatnya kita mencoba menulis cerpen dengan pengetahuan yang sudah kita dapat di postingan sebelumnya. Dibalik sebuah cerpen, pasti ada rahasia teknik menulis cerpen yang melatar belakangi proses penciptaannya.
Baca Cerpen Yang Sama 2 Kali
Apabila ingin menulis sebuah cerpen, tentu sebelumnya kita harus sudah pernah membaca cerpen. Untuk mendapat hasil yang bagus saat menulis cerpen, sebenarnya triknya sederhana yaitu bacalah sebuah cerpen yang sama minimal 2 kali, agar kita dapat mendalami sebuah cerpen itu.
Membaca pertama sebagai pembaca. Cerpen bisa memberi hiburan, melemaskan syaraf, mengasah kepekaan, menajamkan otak.
Membaca kedua saya lakukan dalam posisi sebagai penulis.
Bila saya tertarik membacanya, hampir pasti saya pun tertarik untuk bisa menulis cerpen seperti itu. Saya menelusuri kembali kata demi kata, kalimat, paragraf, dalam cerpen bersangkutan, mencoba menemukan keberadaan pola-pola tertentu yang menyusun struktur ceritanya.
Berikut beberapa Cara Menulis Cerpen.
1. Menulis Paragraf Pertama Yang menarik
Selain judul, paragraf pertama dari sebuah cerpen juga merupakan tolak ukur pembaca. Ketika paragraf pertama sudah dibaca, lantas tidak menarik menurut pembaca, kemungkinan besar pembaca itu tidak akan melanjutkan bacaannya sampai selesai. Dikarenakan paragraf pertamanya ini tidak menarik, tidak mengundang rasa penasaran, dan lain-lain.
2. Pesan dalam Cerpen
Ide cerita kalau tidak berbasis karakter, akan berbasis plot.
Penulis termotivasi menulis cerpen karena menemukan sosok karakter yang menarik untuk diceritakan, lalu merangkai sebuah plot bagi karakter tersebut.
Atau sebuah alur cerita tiba-tiba muncul dalam kepala, kemudian penulis menciptakan sederet karakter untuk memerankan jalannya cerita.
Pembaca tidak bisa menebak, lagipula tidak penting bagi mereka, darimana penulis memulai menyusun sebuah cerita.
Lalu apa yang menyebabkan karya-karya cerpenis legendaris tetap populer hingga kini ?
Jawabnya adalah cerpen mereka mampu menyampaikan pesan –moral cerita- yang kuat kepada pembaca.
3. Cerpen itu Terus Terang
Cerpen dikategorikan sebagai prosa. Tepatnya prosa naratif fiktif.
Prosa berasal dari bahasa latin ‘prosa’ yang artinya ‘terus terang’, dimana bahasa yang dipakai lebih sesuai dengan arti leksikalnya.
Kalimatnya mengalir lugas, sederhana, dan tidak bertendensi menyembunyikan makna lain diluar arti leksikalnya.Sebagai pembaca, kita ingin membaca cerita, yang meski fiktif, tidak beda jauh dengan kenyataan yang kita temui.
Pembaca ingin fokus pada alur cerita, tidak mau direpotkan lagi dengan keharusan menafsirkan makna tersembunyi dibalik teks.
Penyair yang beralih menjadi cerpenis, sering didapati melakukan ‘manipulasi’ semacam ini.
Jadi, pakailah bahasa terus terang yang umum dipahami khalayak.
4.Dialog lebih banyak
Porsi dialog berbanding narasi dalam cerpen-cerpen rujukan diatas berkisar 80 % : 20 %.
Pembaca menyukai karakter berdialog dengan sesamanya. Pembaca merasa dilibatkan dalam cerita.
Cerita lebih hidup dengan dialog, hingga membaca menjadi pengalaman yang mirip dengan menonton drama atau sinema.
Narasi umumnya diselipkan sekedar pengantar transisi antar adegan.
Pembaca bisa menjadi pasif oleh sebab kebanyakan narasi, dimana kisah melulu diceritakan oleh narator (penulis).
Penulis yang baik ibarat sutradara dibelakang layar, tidak boleh berjejak didalam cerita. Biarkan karakter berinteraksi dengan pembaca lewat dialog-dialognya.
5.Twist Ending
Ini resep menulis yang tak pernah basi. Sebuah kejutan, akhir yang tak terduga.
Coba anda ingat-ingat kembali cerpen yang pernah dibaca. Dua cerpen teratas yang terbersit hampir pasti diakhiri kejutan.
Sempurna karena pembaca tidak bisa menduga namun menerima kejutan itu masuk diakal, tidak klise, apalagi diada-adakan.
Tanpa kejutan diakhir cerita, ibarat sayur tak bergaram.
Hindari akhir yang datar, apalagi mengambang. Pembaca menyukai kejutan; ‘ oh, ternyata..

Itulah beberapa tips menulis cerpen yang saya kumpulkan dari berbagai referensi. Intinya cerpen yang ingin anda buat, harus anda kembangkan mulai dari kalimat, alur, tokoh, dialog, dan tentunya dibumbui dengan imajinasi anda sendiri.
Setelah membaca postingan saya di atas, tidak ada salahnya anda membaca cerpen yang saya buat dengan kemampuan saya sendiri. 'Di Pinggiran Kota Besar'.

0 comments:

Post a Comment